Jadilah Pendengar Yang Baikby, Ellies SutrisnaPada dasarnya semua manusia senang diperhatikan dan didengarkan sehingga kita akan sangat sakit hati bila dicuekin. Manusia senang apabila lawan bicaranya menaruh perhatian besar dan terlihat mendengarkan dengan saksama pembicaraan yang terjadi.Mendengarkan yang dimaksud di sini lebih kepada listen bukan hear. Hal ini disebabkan kita bisa hear berbagai macam suara, tetapi kita tidak ambil peduli dan tidak mengindahkannya. Namun, di dalam listen, kita akan mendengarkan dengan saksama apa yang sedang diperbincangkan. Itulah yang dimaksud dengan mendengarkan di bab ini.Pada saat mendengarkan seseorang berbicara, reaksi kita bermacam-macam.1. MengabaikanKIta tidak benar-benar mendengarkan. Biasanya, ini terjadi saat kita berbicara dengan orang yang dianggap tidak terlalu penting, dianggap "lebih rendah" atau "lebih kecil", atau pembicaraannya tidak bermutu.2. Berpura-pura seolah mendengarkanSesekali kita mengatakan "Oh, ya", atau "Begitu, ya?", tetapi sebenarnya pikiran kita sedang melanglang ke dunia lain.3. Mendengarkan sebagianKita mendengarkan hanya bagian-bagian yang kita ingin dengar saja, apalagi bila topik yang dibicarakan tidak menarik minat kita.4. Mendengarkan dengan perhatianDi sini kita akan mendengarkan dengan saksama. Biasanya, topiknya menarik minat kita.Seringkali kita juga mendengar dengan maksud untuk menjawab. Mungkin karena apa yang dikatakan lawan bicara kurang sesuai dengan apa yang kita pikirkan atau mungkin ia memiliki pengalaman lebih bagus.Sebaiknya mulailah untuk belajar menjadi pendengar yang baik. Menjadi pendengar yang baik akan membuat kita menjadi teman diskusi yang menyenangkan. Siapa tahu diskusi tersebut dapat menambah ilmu. Diskusi yang dimaksud bukan "bergosip" atau mendiskusikan kejelekan orang lain. Diskusi di sini membahas permasalahan di perusahaan dan cara menanggulanginya sehingga bisa memperoleh solusi yang baik. Namun, ingat, jangan sampai terjebak menjadi tempat "curhat" (curahan hati) rekan-rekan kerja. Terlebih lagi bila perusahaan melihat produktivitas kita kurang baik maka timbul kemungkinan kita akan mendapat surat peringatan dari perusahaan.Apabila memang harus menjadi teman "curhat" dari rekan kerja, katakan pada mereka bahwa kita hanya mau mendengarkan ceritanya pada saat jam makan siang atau setelah jam kantor selesai. Kalau memang waktunya kurang, mereka diperbolehkan menelepon ke rumah. Namun, sebaiknya jangan terlalu sering mendengarkan "curhat" atapun keluh kesah rekan-rekan. "Curhat-curhat" tersebut akan mengotori pikiran Anda dengan hal-hal yang negatif dan menyedot energi sehingga akan mempengaruhi kinerja kerja. Semakin sering mendengarkan hal yang negatid, semakin lama otak akan menjadi "minus". Sebaiknya mendengarkan hal-hal yang positif saja sehingga pikiran akan terbawa positif dan tindakan pun menjadi positif.Apabila berada di dalam sebuah rapat, biasakan selalu membawa buku catatan dan alat tulis. Perhatikan dengan saksama pembicaraan yang berlangsung, jangan sibuk mengerjakan catatan sendiri atau membaca hal lain. Selalu pandang orang yang sedang menyampaikan pendapat, lalu catatlah poin-poin penting yang disampaikannya. Curahkan perhatian kepada orang yang sedang melakukan presentasi, jangan terlibat pembicaraan dengan orang lain. Jangan mengeluarkan komentar, apalagi berbisik dengan teman sebelah. Jika Anda setuju dengan apa yang dikatakan oleh orang tersebut, anggukan kepala dan usahakan untuk menatap matanya saat ia memandang Anda. Apabila orang yang melakukan presentasi tersebut adalah seseorang yang cukup penting di perusahaan, niscaya ia akan terkesan dengan Anda. Kemungkinan ia akan menghampiri setelah rapat selesai untuk menanyakan nama kita atau paling tidak ia akan bertanya kepada asisten atau sekretarisnya. Jika kita sudah menimbulkan kesan yang mendalam maka posisi "anak emas" akan mudah diperoleh.(Disadur dari Buku "5 Jurus Jitu Melejitkan KARIR" Karya Ellies Sutrisna)